TRAGEDI KANJURUHAN DILIHAT DARI SUDUT PANDANG SOSIOLOGI


 Hai Sobat Gappys! Ketemu lagi nihh sama MinGap! Kali ini MinGap mau bahas sedikit tentang kejadian pada 1 Oktober 2022 kemarin nih. Yap, tentang meninggalnya 127 orang di Stadion Kanjuruhan, Malang, pasca pertandingan sepak bola antara Arema vs Persebaya. Nah, disini MinGap mau mencoba bahas kejadian tersebut menurut sudut pandang sosiologi-nya lohh. Nah, dalam sosiologi sekumpulan orang yang berada di dalam Stadion Kanjuruan disebut dengan kerumunan. Tapi, sebenernya apa sih pengertian dari kerumunan itu?

Dalam ilmu Sosiologi, kerumunan adalah sekumpulan orang yang bersama-sama ada di suatu tempat yang sama dan tidak teratur karena sering terjadi secara spontan. Nah, dalam kerumunan itu sendiri punya berbagai macam jenis. Perbedaan dari berbagai macam jenis kerumunan bisa dilihat dari tujuan dan aktivitas yang terjadi. Berbagai macam kerumunan di antaranya:

1. Formal Audience

2. Planned Expressive Groups

3. Inconvenient Causal Crowds

4. Spectator Causal Crowds

5. Panix Causal Crowds

6. Acting Lawless Crowds

7. Immoral Lawless Crowds

Sebelum itu MinGap mau bahas secara singkat kronologi pada tanggal 1 Oktober di Stadion Kanjuruhan kemarin. Jadi setelah pluit tanda pertandingan berakhir dibunyikan, suporter Arema kecewa dengan hasil pertandingan pada malam itu. Kemudian ada satu suporter yang masuk dengan tujuan memprotes atau melampiaskan kekecewaannya terhadap pemain Arema. Masuknya satu suporter tersebut memicu suporter lain untuk ikut masuk ke dalam lapangan. Jumlah suporter yang masuk ke lapangan pun semakin banyak hingga polisi menembakkan gas air mata ke arah kerumunan suporter tersebut. Namun, tak hanya ditembakkan di lapangan, polisi juga menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Alhasil, penonton yang berada di tribun menjadi panik dan berhamburan keluar secara bersamaan. Padahal pintu keluar stadion hanya berukuran kecil sehingga tidak mampu dilewati ratusan orang yang ingin keluar. Akibatnya, banyak penonton yang sesak nafas akibat gas air mata dan desak-desakan. Dari peristiwa ini pun mengakibatkan hilangnya ratusan korban jiwa. Wahh ngeri banget yaa Sobat Gappys.

Lanjut lagi ke pembahasan diawal. Kali ini MinGap akan membahas macam kerumunan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan menjadi tiga tahapan. Yuk simak!

1. Formal Audience

Pada awalnya kerumunan yang terbentuk adalah Formal Audience. Formal Audience adalah kerumunan yang terbentuk karena tujuan dan pusat perhatian yang sama. Dalam hal ini suporter dan penonton di Stadion Kanjuruhan memiliki pusat perhatian yang sama yaitu pertandingan sepak bola.

2. Acting Lawless Crowds

Setelah pertandingan selesai, terbentuk kerumunan Acting Lawless Crowds. Acting Lawless Crowds adalah jenis kerumunan yang memiliki tujuan tertentu, menggunakan kekuatan fisik dan melanggar norma yang ada. Biasanya jenis kerumunan ini disebut juga dengan kerumunan emosional. Acting Lawless Crowds dalam tragedi Kanjuruhan tersebut terbentuk akibat suporter Arema yang emosi atau kecewa terhadap hasil pertandingan sehingga melenggar aturan yang berlaku.

3. Panic Causal Crowds

Dari namanya aja kita udah melihat kata “panic”. Apakah mereka kerumunan orang yang sedang kepanikan? Bener banget! Panic causal crowds adalah kerumunan orang yang disebabkan karena kepanikan atau ketegangan dari suatu peristiwa. Sehingga mereka mencoba menyelamatkan diri mereka. Panic Causal Crowds dalam tragedi Kanjuruhan terbentuk karena masa yang ingin menyelamatkan diri dari gas air mata.

Nah, itu tadi pembahasan tentang tragedi di Stadion Kanjuruhan jika dilihat dari sudut pandang sosiologi. Hmm, dari peristiwa tersebut tidak cuma kesedihan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tetapi masyarakat dunia juga turut berduka atas kejadian di Stadion Kanjuruhan. Btw, MinGap juga bahas loh tentang mental yang memicu kejadian tragis ini. Jangan lupa disimak juga ya!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

FILM MENCURI RADEN SALEH: LUKISAN SAKSI PENANGKAPAN DIPONEGORO

Kegiatan Webinar : "Believe in Yourself, Be Wise With Your Future: Pemilihan Jurusan yang Tepat"

Bintang Prestasi: Nadila Alsadila