Melampaui Batas: Kisah Inspiratif Malala Yousafzai dalam Perjuangan Hak Pendidikan

 





Halo Sobat Gappys! Pada kesempatan ini, kita bakal kenalan sama satu sosok yang sangat inspiratif. Ia adalah sosok yang pernah memperoleh Penghargaan Nobel Untuk Perdamaian, Penghargaan HAM PBB, dan masih banyak lagi. Siapakah dia? Yap, dia adalah Malala Yousafzai. Malala adalah seorang aktivis pendidikan asal Pakistan yang memperjuangkan hak pendidikan untuk perempuan. Meskipun harus berhadapan dengan ancaman dan kekerasan, Malala terus berjuang demi hak pendidikan bagi semua anak-anak. Mau kenal lebih dalam sama sosok pejuang satu ini? Yuk, simak blog ini bareng MinGap, ya!



Jadi gini, Gappys. Sejak tahun 2009, Malala dan Ayahnya, Ziauddin Yousafzai, terus menyuarakan hak atas pendidikan. Sebelumnya, Malala aktif sebagai penulis blog menggunakan nama samaran. Sayang, identitasnya terungkap. Hmm, kira-kira mengapa Malala melakukan semua itu hingga menyembunyikan identitasnya untuk menulis?

Malala dikenal aktif menulis blog tentang meningkatnya aktivitas militer di kota asalnya dan tentang ketakutan sekolahnya akan diserang. Malala sendiri berasal dari Pakistan. Saat itu, dikenal sebuah kelompok bernama Taliban, yang salah satu gerakan yang digagas oleh kelompok ini adalah melarang sekolah untuk anak perempuan diatas 10 tahun. Hal inilah yang membuat Malala, yang pada saat itu berumur belasan, melakukan aksi penolakannya.

Pada 2008, Taliban menghancurkan lebih dari 400 sekolah di Pakistan. Tentu saja, hal ini mendorong Malala untuk bertindak. Aksinya ini dilakukan dengan berbicara di depan publik mengenai Taliban pada September 2008 di sebuah klub Peshawar. Pidatonya berjudul How dare the Taliban take away my basic right to education? Pidato tersebut dengan cepat menarik perhatian media.


Pendidikan sangatlah penting bagi Malala, maka dari itu, ia tetap berusaha untuk sekolah meskipun di bawah tanah. Di tahun yang sama, BBC Urdu ingin meliput pendudukan Taliban dari sudut pandang seorang siswa yang tinggal di daerah tersebut. Banyak siswa yang menolak untuk menulis karena keluarga mereka khawatir akan risiko yang dapat terjadi. Kemudian, salah satu koresponden mereka menghubungi Ziauddin, ayah Malala, yang juga merupakan seorang guru sekolah setempat. Akhirnya, Ziauddin menyarankan Malala untuk bisa menulis untuk BBC. Kala itu, Malala sedang duduk di kelas tujuh. Demi melindungi Malala, BBC meminta Malala menulis dengan nama samaran.

Malala membuat blog tentang kehidupan sehari-hari warga di bawah rezim Taliban. Ancaman terus bergulir kepada keluarga yang memberontak, termasuk keluarga Malala. Dia dan keluarganya mendapat banyak teror seperti melalui media sosial dan koran yang diselipkan di bawah pintu.

Pada 9 Oktober 2012, Malala sedang berada di bus dalam perjalanan pulang sekolah bersama temannya. Tak disangka, seorang pria bersenjata dan bertopeng memburu Malala. Ia mengatakan "Siapa di antara kalian yang (bernama) Malala? Bicaralah, kalau tidak aku akan menembak kalian semua."

Peluru kemudian ditembakkan dan mengenai beberapa inci mata kirinya, menembus leher, dan bersarang di bahu. Untungnya, Malala dan temannya stabil setelah penembakan dan selamat. Malala dan temannya dilarikan ke rumah sakit untuk dioperasi, kemudian menerima perawatan lebih lanjut di Birmingham, Inggris. Malala bangun dari komanya pada 17 Oktober 2012. Dengan cepat, insiden ini tersebar ke berita di seluruh dunia. Insiden ini menimbulkan banyak protes, termasuk oleh utusan khusus PBB untuk pendidikan global, Gordon Brown, yang memperkenalkan petisi yang meminta semua anak di seluruh dunia untuk kembali bersekolah pada 2015. Beberapa penghargaan yang didapatkan Malala adalah Penghargaan Nobel Untuk Perdamaian, Glamour Award For The Girls' Hero, National Malala Peace Prize, Penghargaan HAM PBB, Penghargaan Duta Nurani, dan masih banyak lagi.  

Gimana nih, Gappys? Apakah kalian kagum dengan Malala? Sosok Malala Yousafzai telah menginspirasi melalui keteguhan dan ketabahannya dalam memperjuangkan hak pendidikan perempuan. Keberaniannya dalam mengejar pendidikan serta advokasi tanpa batas menjadikannya sumber inspirasi bagi banyak orang yang percaya pada kekuatan pendidikan dan perjuangan tanpa henti untuk hak asasi manusia. Nah, sampai sini dulu, Gappys! Terimakasih sudah menemani MinGap~

FOR MORE INFORMATION, FIND US AT


Instagram : @mindthegap


Linkedin : Mind The Gaps Future


Twitter : MindTheGap_


Spotify : MindTheGaps Podcast


Telegram : https://t.me/mindthegapfuture


Email : mindthegapfuture@gmail.com 


Website : mindthegapyourfutureinformation.wordpress.com 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan Webinar : "Believe in Yourself, Be Wise With Your Future: Pemilihan Jurusan yang Tepat"

Peta Jalan Kuliah : Exploring Jalur Masuk Perguruan Tinggi Terkini

Semakin Terbantu Dengan Teknologi AI:Inilah Upaya Agar Pendidikan Tidak Terkikis